KLASIFIKASI LIPID
A. Klasifikasiberdasarkankarakteristik
“residugliserol”
|
|
I.
Lipid sederhana
(tidakmenghasilkansabun).
Berbagaiasamlemakbebas, lipid
isoprenoid (steroid, karotenoid, berbagaimonoterpendantokoferol.
|
|
II.
Lipid asil (menghasilkansabun)
-
Mono-, di-, triasilgliserol
-
Fosfolipid
-
Glikolipid
-
Diol lipid
-
Lilin
-
Ester sterol
|
Kandunganutama
Asamlemak,
gliserol
Asamlemak,
gliserol/sphingosine, asam phosphoric, basa organic
Asamlemak,
gliserolatausphingosine, mono- di- atauoligoskarida
Asamlemak,
etana, propanaataubutana-diol
Asamlemak,
alcohol lemak
Asamlemak,
sterol
|
B. Klasifikasiberdasarkankarakteristiknetral-polar
|
|
Lipid Netral
Asamlemak
(> C12)
Mono-,
di-, triasilgliserol
Sterol,
ester sterol
Karetonoid
Lilin
Tokoferol
|
Lipid Polar
Gliserofosfolipid
Gliseroglikolipid
Spingofosfolipid
Spingoglikolipid
|
Lipid
tokoferoldankuinonseringkalidianggapsebagai “lipid redoks
Asam
lemak cis memiliki titik leleh yang lebih rendah dibandingkan dengan trans pada
panjang rantai karbon yang sama,misalnya asam oleat (cis-oktadekenoat)
mempunyai titik leleh pada suhu 160C(berbentuk cair pada temperatur
kamar),sedangkan asam elaidat (trans- oktadekenoat) mempunyai titik leleh pada
440C sehingga berbentuk padat pada temperatur kamar. Hal ini
disebabkan karena struktur dari cis-oktadekenoat lebih mudah untuk memutuskan
ikatannnya sehingga energy untuk memutuskan ikatan lebih rendah dibandingkan
dengan bentuk struktur dari trans-oktadekenoat yang memiliki energy lebih
tinggi untuk memutuskan ikatannya
Suatu ikatan rangkap cis akan menimbulkan bengkokan pada
struktur, sehingga lebih sukar untuk tersusun membentuk kristal daripada
molekul jenuh yang panjangnya sama. Ikatan rangkap trans tidak menimbulkan
bengkokan pada rantai.
Asam lemak cis sebagian besar terdapat di
alam sedangkan asam lemak trans hanya terdapat sedikit sekali di alam. Pada
pembuatan margarine,untuk mendapatkan tekstur yang padat kebanyakan industry di
Negara Indonesia memakai campuran kombinasi antara asam lemak cis dan trans.
Biasanya asam lemak trans ditambahkan sedikit dalam campuran margarine karena
asam lemak cis memiliki titik leleh yang rendah dan berbentuk cair pada suhu
kamar. Namun semakin tinggi kadar lemak trans pada suatu margarine semakin
besar dampaknya bagi kesehatan karena dapat menaikkan LDL (kholesterol jahat)
dan menurunkan HDL (kholesterol baik). Lemak trans dianggap lebih berbahaya
dari lemak jenuh karena lemak jenuh hanya menaikkan LDL namun tidak
mempengaruhi HDL. Akibatnya, lemak trans menambah resiko penyakit jantung
koroner dengan penyumbatan pembuluh darah. Sebagai informasi, jantung koroner
merupakan salah satu pembunuh no 1 di Indonesia.
Conjugated Linoleic Acid atau CLA merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan geometris turunan dari asam lemak yang mengandung
ikatan rangkap terkonjugasi. CLA dapat menurunkan kadar kolestrol dalam darah,
sehingga dapat mengurangi masalah kegemukan / obesitas. Dengan meminimalisir
resiko terkena obesitas, tingkat resiko terkena penyakit terutama
kardiovaskular(serangan jantung dan kanker) juga dapat berkurang.
Berikut adalah tabel
kandungan CLA dalam makanan
Makanan
|
Total
CLA (g//kg lemak)
|
18:2
(c9,tr11 % dari CLA
|
Susu
|
2-30
|
90
|
Mentega
|
9.4-11.9
|
91
|
Keju
|
0.6-7.1
|
17-90
|
Keju yang di proses
|
3.2-8.9
|
|
Es krim
|
3.8-4.9
|
73-76
|
Krim asam
|
7.5
|
78
|
Yoghurt
|
5.1-9.0
|
82
|
Sapi panggang
|
3.1-9.9
|
60
|
Minyak tumbuhan ,minyak dari hasil laut
|
0.2-0.5
|
45
|
Dari
tabel di atas diketahui bahwa susu dan mentega
memiliki kandungan CLA lebih banyak,sedangkan kandungan CLA pada minyak
tumbuhandan minyak dari hasil laut memiliki kandungan CLA di bawah 50%.
Asam lemak tak jenuh yang membentu emulsi dalam air memiliki rasa pahit dengan ambang batas yang relatif rendah . Tabel berikut menjelaskan tentang ambang batas (mmol/l) dalam emulsi cair dan kualitasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar