Total Tayangan Halaman

Sabtu, 17 September 2016

Kimia Lipid

KLASIFIKASI LIPID

A.    Klasifikasiberdasarkankarakteristik “residugliserol”
I.                   Lipid sederhana (tidakmenghasilkansabun).

Berbagaiasamlemakbebas, lipid isoprenoid (steroid, karotenoid, berbagaimonoterpendantokoferol.
II.                Lipid asil (menghasilkansabun)

-          Mono-, di-, triasilgliserol
-          Fosfolipid

-          Glikolipid


-          Diol lipid

-          Lilin
-          Ester sterol
Kandunganutama


Asamlemak, gliserol
Asamlemak, gliserol/sphingosine, asam phosphoric, basa organic
Asamlemak, gliserolatausphingosine, mono- di- atauoligoskarida
Asamlemak, etana, propanaataubutana-diol
Asamlemak, alcohol lemak
Asamlemak, sterol
B.     Klasifikasiberdasarkankarakteristiknetral-polar
Lipid Netral

Asamlemak (> C12)
Mono-, di-, triasilgliserol
Sterol, ester sterol
Karetonoid
Lilin
Tokoferol
Lipid Polar

Gliserofosfolipid
Gliseroglikolipid
Spingofosfolipid
Spingoglikolipid

Lipid tokoferoldankuinonseringkalidianggapsebagai “lipid redoks
Asam lemak cis memiliki titik leleh yang lebih rendah dibandingkan dengan trans pada panjang rantai karbon yang sama,misalnya asam oleat (cis-oktadekenoat) mempunyai titik leleh pada suhu 160C(berbentuk cair pada temperatur kamar),sedangkan asam elaidat (trans- oktadekenoat) mempunyai titik leleh pada 440C sehingga berbentuk padat pada temperatur kamar. Hal ini disebabkan karena struktur dari cis-oktadekenoat lebih mudah untuk memutuskan ikatannnya sehingga energy untuk memutuskan ikatan lebih rendah dibandingkan dengan bentuk struktur dari trans-oktadekenoat yang memiliki energy lebih tinggi untuk memutuskan ikatannya
Suatu ikatan rangkap cis akan menimbulkan bengkokan pada struktur, sehingga lebih sukar untuk tersusun membentuk kristal daripada molekul jenuh yang panjangnya sama. Ikatan rangkap trans tidak menimbulkan bengkokan pada rantai.


Asam lemak cis sebagian besar terdapat di alam sedangkan asam lemak trans hanya terdapat sedikit sekali di alam. Pada pembuatan margarine,untuk mendapatkan tekstur yang padat kebanyakan industry di Negara Indonesia memakai campuran kombinasi antara asam lemak cis dan trans. Biasanya asam lemak trans ditambahkan sedikit dalam campuran margarine karena asam lemak cis memiliki titik leleh yang rendah dan berbentuk cair pada suhu kamar. Namun semakin tinggi kadar lemak trans pada suatu margarine semakin besar dampaknya bagi kesehatan karena dapat menaikkan LDL (kholesterol jahat) dan menurunkan HDL (kholesterol baik). Lemak trans dianggap lebih berbahaya dari lemak jenuh karena lemak jenuh hanya menaikkan LDL namun tidak mempengaruhi HDL. Akibatnya, lemak trans menambah resiko penyakit jantung koroner dengan penyumbatan pembuluh darah. Sebagai informasi, jantung koroner merupakan salah satu pembunuh no 1 di Indonesia.

Conjugated Linoleic Acid atau CLA merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan geometris turunan dari asam lemak yang mengandung ikatan rangkap terkonjugasi. CLA dapat menurunkan kadar kolestrol dalam darah, sehingga dapat mengurangi masalah kegemukan / obesitas. Dengan meminimalisir resiko terkena obesitas, tingkat resiko terkena penyakit terutama kardiovaskular(serangan jantung dan kanker) juga dapat berkurang. 
Berikut adalah tabel kandungan CLA dalam makanan
Makanan
Total CLA (g//kg lemak)
18:2 (c9,tr11 % dari CLA
Susu
2-30
90
Mentega
9.4-11.9
91
Keju
0.6-7.1
17-90
Keju yang di proses
3.2-8.9
17-90
Es krim
3.8-4.9
73-76
Krim asam
7.5
78
Yoghurt
5.1-9.0
82
Sapi panggang
3.1-9.9
60
Minyak tumbuhan ,minyak dari hasil laut
0.2-0.5
45

Dari tabel di atas diketahui bahwa susu dan mentega  memiliki kandungan CLA lebih banyak,sedangkan kandungan CLA pada minyak tumbuhandan minyak dari hasil laut memiliki kandungan CLA di bawah 50%.
Asam lemak tak jenuh yang membentu emulsi dalam air memiliki rasa pahit dengan ambang batas yang relatif rendah . Tabel berikut menjelaskan tentang ambang batas (mmol/l) dalam emulsi cair dan kualitasnya






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar