3.2.2.3.2
Reaksi Asam Lemak Tak Jenuh
3.2.2.3.2.1.Reaksi Adisi Halogen
Ikatan rangkap pada
asam lemak dapat ditentukan dengan Iodin. Lemak atau minyak dapat diberikan
reagen halogen ,dimana halogen tersebut hanya dapat bereaksi dengan ikatan
rangkap. Reaksi subtitusi yang menghasilkan hydrogen halide harus dihindari.
IBr dalam sebuah pelarut inert menggunakan asam asetat glacial dengan reaksi :
Jumlah ikatan rangkap dapat dihitung dengan titrasi
dengan reagen IBr yang tidak reaktif dengan tiosulat.
3.2.2.3.2.2.Perubahan dari Tipe
Asam Lemak Terisolasi menjadi asam lemak terkonjugasi
system alil bersifat labil dan akan siap di ubah ke dalam system konjugasi ikatan rangkap dengan menggunakan suatu basa (KOH atau K-tert-butylate) :
selama reaksi ini,kesetimbangan terjadi antara isolene dan bentuk konjugasi
asam lemak. Keadaan Kesetimbangan bergantung pada kondisi reaksi.
3.2.2.3.2.3.Formasi dari ikatan Komplrks
phi dengan Ion Ag+
Asam lemak tak jenuh
atau triasilgliserol,seperti aldehid tak jenuh diperoleh dengan cara
autooksidasi , dapat dipisahkan dengan
“argentation chromatography”. Proses pemisahan didasarkan pada
jumlah,posisi,dan konfigurasi ikatan rangkap. Mekanisme pemisahan melibatkan
interaksi electron phi dari ikatan rangkap dengan ion Ag :
Peningkatan stabilitas
kompleks dengan meningkatkan jumlah ikatan rangkap. Ini berarti asam lemak
dengan dua cis ikatan rangkap tidak berpindah tempat sejauh asam lemak dengan
satu ikatan rangkap dalam lapisan tipis di impreknasi dengan garam perak.
Peningkatan nilai Rf :18:2(9,12) < 18:1(9 ) <18:0.
3.2.2.3.2.4.Hidrogenasi
Proses
ini biasanya menggunakan katalis nikel (Ni),hydrogen dapat ditambahkan ke dalam
ikatan rangkap dari lipid asil. Katalis heterogen untuk hidrogenasi terjadi
stereo selektivitas dalam cis-adisi. Katalis –induksi isomerisasi dari jenis
asam lemak isolene ke asam lemak terkonjugasi terjadi dengan beberapa ikatan
rangkap :
3.2.4. Biosintesis Asam Lemak Tak
Jenuh
Dalam
proses penentuan awal biosintesis dari asam lemak tak jenuh ke asam lemak jenuh dalam bentuk teraktivasi.
Proses ini adalah proses aerobic dan stereospesifik dehidrogenasi dengan enzzim
dehydrogenase dalam tanaman maupun jaringan hewan. Sebuah flavoprotein dan
ferredoxin yang meningkat di tanaman dalam proses transfer electron menggunakan
oksigen sebagai aseptor electron terminal
Untuk memperoleh poli
asam lemak tak jenuh ,ikatan rangkap di perkenalkan dengan proses bertahap.
Dalam terbentuk,sintesis asam oleat memungkinkan dan
juga ikatan rangkap tambahan dapat dimasukkan ke karboksil dan akhirnya menjadi molekul asam lemak. Contohnya ϒ-asam linoleat dapat dibentuk dari asam lemak esensial linoleat dan juga asam arachidonat dapat dibentuk dari elongasi rantai dari ϒ-asam linoleat. Dalam diet,defisiensi dalam asam linolaet,asam oleat di dehidrogenasi ke asam isolinoleat dan turunannnya.
juga ikatan rangkap tambahan dapat dimasukkan ke karboksil dan akhirnya menjadi molekul asam lemak. Contohnya ϒ-asam linoleat dapat dibentuk dari asam lemak esensial linoleat dan juga asam arachidonat dapat dibentuk dari elongasi rantai dari ϒ-asam linoleat. Dalam diet,defisiensi dalam asam linolaet,asam oleat di dehidrogenasi ke asam isolinoleat dan turunannnya.
3.2.2.2
Struktur Kristal dan titik lebur
Sifat
lelehan/leburandari asam lemak bergantung pada susunan residu asil pada molekul
Kristal pada penambahan beberapa factor
pada posisi struktur triglisrida semata-mata.
Kurva titrasi asam
kaprilat dan asam linoleat pada no 1 dan 2 dimana pH na berda di sekitar nilai
5 kemudian saat dititrasi dengan HCl 0,1 M maka kurva nya menunjukkan kenaikan
pH.
Perhitungan dari energy
ang terkandung dalam konformasi rantai karbon memiliki nilai nyata pada suhu
ruang 75% dari ikatan C-C dalam asam lemak jenuh mempersembahkan bentuk zig-zag
atau konformasi trans dan hanya 25 % yang menunukkan konformasi tidak simetris.
Ini merupakan bentuk
cis asam lemak tak jenuh yang menunjukan bahwa bentuknya seperti mengusut
dikarenakan ketidakluasaan dalamberotasi.
Ini merupakan bentuk
trans, dimana dalam bentuk trans strukturnya lurus dan tidak bengkok atau
kusut.
Ini meruapakan contoh
dari pengaruh banyaknya ikatan tak jenuh yang mempengaruhistruktur. Semakin
banyak ikatan tak jenuhnya maka semakin kusut strukturnya.
Struktur asam kaproat
dalam bentuk Kristal di lihat menggunakan difraksi sinar X dimana gugus
karboksil bertemu dengan gugus karboksil (c ),kemudian pada (m) difraksi
terminal metil dan (d) adalah jarak antara ikatan karboksil ang satu dengan
yang lainnya. Adi kepala asam kaproat gugus karboksil) saling berikatan dan
juga gugus ekor saling berikatan.
3.2.2.3 Adisi Urea
Urea dalam bentuk
Kristal dapat menampung rantai panjang
hidrokarbon.
Stabilitas urea dalam asam lemak memiiki
bentuk geometri parallel dengan molekul asam. Kecenderungan ke penyertaan
bentuk komponen berkurang dalam rangkaian 18 : 0 > 18:1(9) > 18 : 2 (9,12).
Subtitusi rantai asil menghalangi pelemahan dari adisi.
3.2.2.4 Kelarutan
Rantai panjang asam
lemak pada kenyataannya tidak larut dalam air; malahan mengapung pada lapisan permukaan
air. Guguskarboksil yang polar yang berada pada lapisan tersebut mengarah pada
air, sedangkan ekornya yang hidrofobik menonjol keluar menjadi seperti fase
gas. Sifat kelarutan asam meningkat ktika menurunnya jumlah karbon.
Asam lemak rantai panjang semakin tidak larut
dalam air. Lipid akan terlihat mengapung di atas permukaan air. Kelarutan dalam
asam akan meningkat dengan penurunan jumlah atom karbon ,asam
butirat dapat larut dalam air. Etil eter
adalah pelarut yang baik untuk asam stearat dan asam lemak jenuh rantai panjang lainnya karena pelarut ini sudah cukup menarik gugus
karboksil. Pelarut non polar seperti petroleum benzene,tidak dapat digunakan
untuk asam lemak bebas.
kelarutan asam lemak dapat meningkat pada ikatan rangkap cis. Gambar diatas adalah grafik asam lemak dalam pelarut aseton untuk mengamati perbedaan kelarutan yang akan dipakai untuk pemisahan asam lemak jenuh dan tak jenuh.
3.2.2.5
Penyerapan UV
Semua asam lemak tak jenuh yang mana mengandung iaktan rangkap
dua cis yang terisolasi menyerap cahaya UV pada panjang gelombang mendekati ke
190 nm. Demikian, asam-asam tersebut tidak dapat dibedakan secara
spektrofotometri. Asam-asam lemak terkonjugasi menyerap cahaya pada panjang
gelombang yang beragam bergantung pada panjang konjugasi dan konfigurasi dari
system ikatan rangkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar